Sejarah Desa
Desa Rasau Jaya Tiga -- merupakan wilayah transmigrasi pada zaman Presiden Soeharto, yang masuk ke Kalimantan Barat pada tahun 1976. Mayoritas warga yang transmigrasi di Desa Rasau Jaya Tiga adalah suku Jawa, dan sebagian kecil lainnya adalah Sunda dan Madura. Bentuk kepedulian dan perhatian pemerintah saat itu sangatlah banyak. Setiap kepala keluarga diberikan dan perumahan sederhana, bahan pangan pokok selama dua tahun, sejumlah pakaian, kelengkapan alat-alat pertanian, bibit tanaman, sapi dua ekor setiap kepala keluarga dan lahan seluas dua hektar setiap kepala keluarga.
Beberapa masalah yang mereka hadapi dalam mengelolah lahan adalah perbedaan lahan yang ada di jawa dan di kalimantan yaitu lahan gambut. Tidak jarang dari beberapa transmigran merasa tidak betah dan mengeluhkan kesejahteraan hidup mereka sehingga memutuskan kembali ke asal dan ada juga yang berpindah ke tempat lain. Akan tetapi seirting berjalannya waktu, permasalahn itu mulai teratasi dengan pengalaman para transmigran dalam bercocok tanam serta pengolahan lahan. Dari latar belakang itulah maka warga Desa Rasau Jaya Tiga berprofesi sebagai petani.
Pada mulanya sebelum dinamai dengan Desa Rasau Jaya Tiga, wilayah tersebut dinamai dengan sebutan UPT Sungai Rasau 3. Penamaan itu dilatarbelakangi karena adanya sungai alam yang berada di desa ini yang tumbuh dengan subur tanaman yang dikenal dengan tumbuhan rasau. Maka sudah sepantasnya jika sungai ini menjadi bakal penisbatan kata rasau dalam penamaan desa kami. Kala itu unit pemukiman transmigrasi dikepalai oleh Abdul Rasman sejak tahun 1976-1982.
Pada tahun 1983, nama Sungai Rasau diubah oleh kepala desa menjabat saat itu yaitu Bobby Dacosta menjadi Desa Rasau Jaya Tiga. Sampai saat ini nama itu masih tetap digunakan. Pergantian nama ini memiliki nmakna yang amat dalam yaitu sebuah harapan kelak desa rasaun ini akan menuai kejayaan dalam segala hal, oleh karena itu harapan ini melekat pada penamaan Desa Rasau Jaya Tiga.